Wednesday, June 1, 2011

Menguasai diri pada masa "kebodohan" 1 Petrus 1:13-25

"1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu

Sebagai orang yang sudah diselamatkan dan hidup di dalam kasih karunia keselamatan kita sudah mendapat kesempatan untuk dipimpin roh Kudus agar terus bertumbuh menjadi serpa dengan Kristus.
namun kadang ada masa-masa dimana kita melupakan kodrat kita sebagai orang yang telah mendapat kasih karunia dan diselamatkan.
Masa kebodohan adalah masa dimana kita hidup tidak lagi selayaknya sebagai orang yang telah dilahirkan kembali dan dikuduskan, tidak menyadari sebagai orang yang hidup dalam kasih karunia namun justru hidup dengan menundukkan diri pada hawa nafsu dunia.
Pengorbanan kristus sudah membebaskan kita dari jerat dosa namun kebodohan kita membuat kita mau ditundukkan lagi oleh keinginan dosa,

Kuduslah kamu sebabAkuKudus : Tuhan sudah menguduskan kita melalui darah Kristus agar kita bisa kudus dan bisa mampu bersekutu lagi dengan Dia yang kudus.Apakah kita mau kembali hidup dalam kecemaran dan menyia-nyiakan persekutuan kita dengan Dia?

Refleksi:
- Masa kebodohan adalah masa tidak mengalami Tuhan dan FirmanNya.Persekutan yang karib dengan Allah akan mencegah saya untuk mengalami masa2 kebodohanku.

-

Monday, May 30, 2011

Kebenaran tentang Injil menurut 1 Petrus 1:1-12

Petrus, rasul Kristus yang terpanggil untuk melayani jemaat non Yahudi dan mendapat pernyataan tentang bagaimana keselamatan dapat dimiliki oleh orang2 non yahudi(kafir), menulis surat kepada pengikut Kristus dari berbagai daerah yang dulu ikut mendengar kothbah Petrus di hari pentakosta.Bagian pertama dari surat ini menjelaskan kembali tentang kebenaran injil yang menyelamatkan.
  1. Sejak dahulu kala Roh Kudus menyatakan berita keselamatan melalui para nabi. Roh memberi kesaksian tentang bagaimana segala penderitaan yang akan diterima Kristus dan segala kemuliaan yang akan menyusul sesudah itu.(bahkan dinyatakan bagaimana berita itu ingin diketahui oleh malaikat2)
  2. Kebangkitan Kristus telah melahirkan kembali orang2 yang percaya, yang dahulu mati sekarang hidup dalam kehidupan yang tidak cemar dan tidak dapat binasa.
  3. Kelahiran kembali tersebut dialami jemaat bukan karena jemaat telah melihat secara langsung Kristus.Mereka belum pernah melihat Dia tetapi mempercayai hal tersebut oleh karena iman mereka. Iman tersebut telah mencapai tujuannya yaitu keselamatan jiwanya.
  4. Penampakan hidup orang yang telah diselamatkan adalah kegembiraan dan sukacita yang mulia dan tidak terkatakan sebagai orang yang sudah diselamatkan.
  5. Mereka boleh mengalami keselamatan itu karenaAllah sendiri telah memilih mereka, sesuai rencanaNya.
  6. Orang yang telah percaya dikuduskan oleh Roh Kudus sebagai pemeliharaan iman sambil menantikan pernyataan Kristus pada zaman Akhir.
  7. Jikalau pada kenyataannya jemaat harus menderita aniaya dan berdukacita pada masa ini oleh karena berbagai pencobaan, mereka harus tetap bersukacita. maksud diijinkannya semua ini adalah untuk membuktikan kemurnian iman jemaat-yang dikatakan lebih tinggi nilainya dari pada harta kekayaan fana (emas)-dan jemaat dimuliakan pada saat kedatanganKristus kedua pada zaman Akhir.
refleksi:
  • Sejauh mana kita menghargai keselamatan yang sudah kita miliki?Ukurannya adalah apakah kesukaan menjadi orang yang telah diselamatkan mampu menggantikan dukacita dan kesedihan karena persoalan-persoalan dunia yang saat ini kita alami?

Friday, May 27, 2011

Bersabar Dalam Penderitaan (yakobus 5:7-12)


Dalam perikop ini LAI dan kitab NIV memberi judul "bersabar dalam penderitaan".Kata kesabaran dalam perikop ini dikaitkan dengan beberapa kata berikut :
  1. Sabar (patient):dalam kaitannya menanti kedatangan TUHAN ke2 , digambarkan seperti petani yang sabar dalam menantikan hasil
  2. Meneguhkan hati (stand firm) : tetap teguh karena kedatangan TUHAN sudah dekat
  3. Tidak bersungut-sungut dan saling mempersalahkan (Don't grumble each other) :seperti yang biasa terjadi ketika orang mulai bosan menunggu ,tidak sabar dan tidak setia maka ia mulai bersungut-sungut dan mudah menyalahkan orang lain.
  4. Bertekun (perseverance): seperti Ayub ia tetap tekun menjalani bagian yang diijinkan TUHAN terjadi atasnya
Semua hal tersebut harus kita jalani ketika kita diijinkan TUHAN hidup dalam kesulitan dan penderitaan. Penderitaan seharusnya tidak menjadikan kita goyah iman, tidak sabar dan saling menyalahkan,bersungut-sungut dan mulai bosan untuk taat.
Kita diminta untuk meneladani para nabi yang tetap setia dalam kesulitan dan penganiayaan yang mereka hadapi dan ketekunan seperti yang dikerjakan Ayub. Ayub sendiri terlihat tidak sabar (ayub pasal 3) tetapi dia tetap bertekun sampai-sampai istrinya heran mengapa ia tetap bertekun dalam kesalehan dan menyuruh ayub agar mengutuki Allahnya dan mati dalam keputusasaan (ayub 2:9-10)

Refleksi:
  • Siapkah aku seperti Ayub:mau menerima dari ALLAH segala yang baik juga yang buruk tanpa meninggalkan ketekunan untuk tetap taat?
  • Apakah aku mulai frustrasi dan mulai saling menyalahkan? Ataukah aku tetap menjadi berkat dengan kesalehanku?

Thursday, May 26, 2011

3 Catatan Kesalahan orang kaya (yakobus 5: 1-6)


Menjadi kaya bukanlah dosa.Yakobus mencatat kebodohan-kebodohan yang dilakukan orang kaya dalam kekayaannya.Bagi orang yang merasa tidak kaya, cara hidup yang salah seperti tertulis dibawah ini bisa jadi juga menjadi pola pikir dan gaya hidup kita, meski kita hidup tidak dalam gelimang harta.
  1. 1.Sibuk mengumpulkan harta pada hari2 yang terakhir. Bandingkan : hari2 hari terakhir adalah hari dimana kita justru harus menantikan kedatangan Juru Selamat ,dengan menjadi penuai jiwa2, mempersiapkan hidup agar tidak kedapatan bercela.Seharusnya kita sibuk mengumpulkan harta surgawi, bukannya mengumpulkan harta duniawi yang dapat berkarat, yang kelak karat itu yang “akan bersaksi” menyatakan kebodohan kita yang telah bersusah payah mencarinya.
  2. Menahan kesejahteraan buruh yang menuai hasil ladangnya.Karena ingin mendapat untung seringkali kita tidak mempedulikan karyawan. Dari mulai Gaji sedikit sampai dengan gaji yang besar tapi kita memeras kehidupannya. Ingat bahwa teriakan mereka telah sampai kepada bapa.
  3. Memuaskan hati dengan hidup dalam kemewahan dan foya-foya (Fattened yourself in the day of slaughter-mempergemuk diri sebelum hari penyembelihan –suatu kebodohan)Menjadi kaya memang bukan kesalahan.banyak hamba Tuhan diijinkan menjadi kaya, tetapi tujuannya bukan untuk memuaskan nafsu dan mempergemuk diri. Disini jelas bahwa memuaskan diri dengan kekayaan hanya akan mempersiapkan kita pada hari pembantaian. Seharusnya kekayaan kita adalah disiapkan untuk memuliakan Tuhan.Keberadaan harta bukan untuk memuaskan kita tetapi untuk memupuk harta disurga.
Refleksi :
  • Mana yang kita lakukan dengan berjerih payah: mencari kekayaan atau mencari jiwa-jiwa dan melakukan kehendakNya?
  • Sejauh ini bagaimana respon karyawan atau bawahan kita dan orang orang disekeliling kita apakah mereka sejahtera dengan keberadaan kita? Ataukah kita justru memeras mereka menganggap hidup mereka sudah kita beli dengan bayaran yang setimpal?
  • Dari barang-barang dan uang yang kita miliki berapakah yang kita alokasikan hanya untuk memuaskan nafsu duniawi kita semata? Berapa persen dibandingkan dengan harta yang kita pakai bagi kerajaan Allah?